Hobi menjajal resep kuno asal Belanda yang dilakoni Umi Kulsum berbuah manis. Ia mewujudkan mimpi punya usaha pada 2013. Berbekal uang senilai Rp 30 ribu, Umi menyajikan produk unggulan berupa putu Belanda Smakelijk.

Umi sengaja memilih putu Belanda sebagai produk utama karena ingin membawa kembali kenangan zaman kolonial. Kue ini menjadi teman minum teh pada sore hari. Putu Belanda buatannya juga diburu sebagai buah tangan. Bahkan, banyak wisatawan asing asal Dubai, Malaysia dan negara lain membawa putu ini menjadi oleh-oleh.

Umi juga kerap mendapatkan pesanan dari Pemerintah Kota Surabaya. Putu Smakelijk menjadi kado bagi tamu yang berkunjung. Umi juga berinovasi dengan dua varian baru, yaitu putu Belanda red valvet dan semanggi. Selain putu, dia juga menambah penganan baru, yakni lekker Belanda alias boeterkoek.

Sehari, rata-rata produksinya mencapai 100 boks, di luar pesanan khusus konsumen. Bila dikalkulasi, dalam sebulan total produksinya mencapai 3.000 boks. Dia menjual setiap boks smakelijk Rp 70.000 dan lekker Rp 60.000. Dia enggan menyebut perolehan omzet gerainya tiap bulan.

Semua bahan baku didapat di pasar lokal. Sedangkan daun semanggi dia dapatkan dari pemasok langganan di Surabaya. Dalam tahap produksi, Umi dibantu dua karyawan tetap dan tiga karyawan harian.

Saat awal memasarkan produknya, perempuan berusia 35 tahun ini rajin mengikuti pameran dan bazar. Ia juga menitipkan produknya di koperasi kantor-kantor pemerintah. Langkah itu sekaligus menjadi promosinya. Dia kenalkan langsung kepada konsumen dengan memberikan tester. Awalnya banyak yang kaget, tapi akhirnya suka dan repeat order.

Umi juga mendapat berkah karena dinobatkan sebagai Juara III Pahlawan Ekonomi Award 2018 Kategori Home Industry. (*)