Dulu, dia bekerja di bank. Dapat gaji bulanan, tunjangan, dan bonus. Tapi kemudian dia memilih berhenti. Ini setelah dia memutuskan bisa fokus mengurus keluarga.

“Saya kerja sebagai pegawai bank sejak tahun 2009. Setelah 5 tahun bekerja, mendiang ibu saya sakit stroke. Waktu itu, saya disuruh milih antara karir dan keluarga. Setelah berbagai pertimbangan, akhirnya saya putuskan  berhenti dan merawat ibu di rumah,” ungkap Debby Miradiana, owner Dapur Diana, saat ditemui enciety.co di rumahnya, Jalan Gubeng Kertajaya VIII/b Timur, Surabaya, Kamis (23/1/2020).

Di rumah, Debby kepikiran untuk beraktivitas yang produktif. Mendatangkan keuntungan. Tidak terikat waktu. Ia lalu merintis usaha. Tepatnya  Maret, 2014. Kala itu, Debby mencoba membuat puding dan aneka jajanan ringan. Resep ia pelajari secara otodidak. Mengambil refersi dari buku-buku resep dan tutorial di YouTube. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya ia bisa.

“Setelah jadi, saya posting di Facebook. Banyak yang penasaran, lalu pesan. Alhamdulillah., banyak kawan-kawan yang bilang produk saya enak. Jadi saat itu sambil persiapan keluar kerjaan, saya juga terima pesanan dari kawan-kawan. Saya melakukan hal ini hingga akhir 2014,” ucap perempuan kelahiran Surabaya, 12 Februari 1982 itu.

Setelah resign dan merawat ibu, Debby benar-benar fokus menjadi pelaku usaha. Tahun 2015, Debby diajak ibu mertua, Siti Retnanik (Nanik Heri), bergabung di Pahlawan Ekonomi, program pemberdayaan masyarakat yang digagas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sejak 2010. Kebetulan, Nanik Heri adalah koordinator mentor creative industry.

“Awalnya, saya diajak ibu mertua ke pelatihan. Di sana, saya dikenalkan ibu ke beberapa mentor culinary business dan home industry Pahlawan Ekonomi. Saya bersyukur di sana saya tambah banyak teman, ilmu, dan resep untuk memajukan usaha saya,” jelas dia.

Sekarang , Debby memiliki berbagai produk. Di antaranya salad buah, minuman kemasan berlabel Ojito, snack kemasan kacang bawang berlabel Kabau, dan permen manisan agar-agar berlabel Mager.

Debby memasarkan produknya melalui offline dan online. “70 persen melalui Facebook dan Instagram Dapur Diana.,” cetus istri Aditya Mudajendra Prakasa (40) itu.

“Alhamdulillah., melalui media sosial dalam sehari saya pernah transaksi Rp 1,8 juta. Selain jualan online, saya juga jualan di rumah. Menitipkan produk ke sentra-sentra UKM milik Pemerintah Kota Surabaya,” tegasnya.

Untuk produksi, Debby dibantu dua orang pegawai. Rata-rata sebulan Debby bisa meraup omzet Rp 24 juta. Jumlah itu jauh lebih besar dari penghasilannya saat bekerja di bank.

Ke depan, Debby ingin sekali memperluas gerai miliknya. “Di 2020 ini, saya punya gerai sendiri. Yang pertama gerai di rumah. Kalau sudah jadi, saya ingin punya gerai di tempat lain. Mudah-mudahan terwujud,” tegasnya. (wh)