Okvlielyne Sinaga pernah bekerja di beberapa bank swasta. Punya pendapatan tetap. Tahun 2015, dia memutuskan resign. Lalu merintis usaha.

Ayen, begitu paggilan karibnya, membuka usaha jualan es cendol dengan menyewa pelataran tiga toko modern di Surabaya. Semula, dia yakin pasarnya bagus. Laku keras. Tapi kenyataan berkata lain. Besar pasak daripada tiang. Pendapatan tak sesuai dengan pengeluaran.

Ayen salah memenej usaha. Dia merugi. Padahal banyak yang beli. Usahanya bertahan tiga bulan. Tiga gerai akhirnya ditutup. Ayen bertekad segera move on.

Niat baik Ayen mendapat jawaban dari Tuhan. Tahun 2017, ia diundang ikut bazar Ramadhan di Kecamatan Pakal. Dari situ Ayen diarahkan ikut Pahlawan Ekonomi. Pelatihannya tiap Sabtu dan Minggu di Kaza City Mall.

Semangat berusaha Ayen Kembali menyala-nyala. Dia kenal banyak kawan baru. Kawan-kawan seperjuangan yang mendukungnya untuk maju, Ayen juga mendapatkan banyak inspirasi mengembangkan usaha.

Ayen dapat banyak ilmu. Dia disarankan mentornya bikin produk unggulan. Dia kemudian membuat kue lapis kukus semanggi. Awalny membuat produk tersebut dia banyak dicibir. Banyak yang menganggap produknya itu aneh. Kritik pun berdatangan. Ada yang bilang daun semanggi ini identik dengan pecel, kenapa kok dibuat lapis kukus. Namun, dari kritik itu justru membuatnya termotivasi.

Setelah melalui proses produksi yang panjang, lapis kukus semanggi buatan Ayen bisa diterima pasar. Butuh puluhan kali mencoba resep lapis kukus semanggi sehingga menghasilkan rasa yang sempurna.

Lapis kukus semanggi bikinan Ayen memiliki lima varian rasa. Yaitu original, keju semanggi, coklat semanggi, coklat keju semanggi, dan double keju semanggi. Produknya dibandro Rp 28 ribu dan Rp 44 ribu per boks.

Hingga Ayen punya puluhan reseller. Sekitar 80 persen pesanan datang dari online. Biasanya pesanan dari Facebook, Instagram, WhatsApp. Omzet sebulan bisa tembus Rp 15 jutaan.

Atas kerja kerasnya, Ayen dinobatan sebagai pemenang pertama Pahlawan Ekonomi Award 2019 Kategori Culinary Business. (*)